Sejarah Pengecoran Logam Batur Ceper Klaten

Kota Klaten yang terkenal dengan pengecoran logamnya, pasti sudah dapat di jawab Batur Ceper. Dari asal mula hingga ternamanya daerah Batur Ceper sebagai sentra industri pengecoran logam di Klaten, ternyata memiliki catatan sejarah yang cukup panjang. Dimulai sejak sejarah itu bermula dari masa kerajaan Mataram dahulu. Mari simak sejarah lengkapnya.

Sejarah Pengecoran Logam Batur Ceper Klaten

Awal mula Dari Masa Kerajaan Mataram

Diawali dari masa keemasan kerajaan Mataram, Sultan Agung memerintahkan 4 orang pengembara dari Banten datang di wilayah Mataram. Yang bernama Ki Ageng Serang Kusuma, Ki Ageng Barat Ketiga, Ki Ageng Bang Sri dan Nyi Ageng Jepara, yang merupakan saudara. Kemudian Ki Ageng Serang Kusuma dan Ki Ageng Barat Ketiga membuat tempat tinggal di daerah Batur, Ceper, Klaten. Sebagi bentuk cikal bakal desa hingga sampai sekarang ini penduduk Batur masih memuliakan penduduk Batur.

Semasa hidup Ki Ageng Serang Kusuma sebagai empu cor alias pemilik cor yang membuat kejen ( mata bajak ), serta Ki Tampir yang membuka Dukuh Tampiran ( Daerah yakni Utara Batur ) yang merupakan cor abdi dalem atau pesuruh dari Ki Ageng Serang Kusuma.

Dari Baselan ke Dapur Tungklik

Baselan merupakan nama tungku peleburan besi, berbentuk tobong batu bata yang berbentuk pipa, serta didasarnya dibuat kowen berupa cangkir dari bahan tanah yang didatangkan dari Desa Bayat, Klaten yang merupakan sentra industri gerabah.

Bahan bakar untuk mengecornya dari kayu kesambi. Pengecoran dengan besalen ini berlangsung hingga ratusan tahun, pada saat itu dilakukan secara gotong royong tanpa dibayar ipah sama sekali.

Pada Pemerintahan Hindia Belanda

Pada saat itu mulai didirikannya Pabrik Gula dan Pabrik Karung Goni, maka para pengusaha cor di Batur mulai mendapat pesanan komponen – komponen ( suku cadang ) pabrik tersebut.

Pada Pemerintahan Jepang

Pada waktu ini merupakan pengaruh terbesar pengecoran logam, karena pengusaha cor logam dipaksa oleh pemerintahan untuk membuat longsongan granat demi kebutuhan perang jepang, walaupun berkata tidak namun ancaman, pengawasan dan pengketatan jagaan semakin ditingkatkan, sehingga tak ada daya selain untuk melaksanakan tugas walaupun tak sejalan dengan agama yang dipeluknya yaitu islam.

Pada Zaman Kemerdekaan

Perkembangan dan kesejahteraan para pengusaha semakin berkembang, dengan mulainya pesanan alat pertanian untuk daerah Batur, Ceper, Klaten menjadi salah satu awalan untuk membuka lembaran yang baru dengan bimbingan pembuatan secara modern, serta alat yang modern seperti Blower yang terdapat baling-baling dan menggunakan diesel sebagai tenaga penggerak.

Berbagai perubahan untuk melangkah kedepan semakin terwujud dengan adanya perubahan Blower serta open/dapur untuk menyesuaikan Blower tersebut terciptanya open/dapur dengan memodifikasi dapur kupola yang terbuat dari plat baja dengan bentuk silinder, dengan pelapisan batu tahan apai pada bagian dalam, sdan memiliki diameter kira-kira 65 cm dan tinggi kira-kira 200 cm.

Awal perubahan untuk memiliki dapur Kupola yang lebih modern di awali pada tahun 1993, para pengusaha cor logam yang terdapat di daerah Batur, Ceper, Klaten telah menggunakan dapur Kupola modern.

Dan begitu banyaknya industri pengecoran logam yang terdapat di daerah Ceper sehingga perlu adanya koordinasi yang dapat membantu perbaikan ekonomi maupun bantuan alat dari pemerintah, berbagai tahap mendirikan organisasi untuk membantu pemusatan dan persatuan indutri yang ada di Ceper.

proses produksi tiang lampu 1

Namun, pada 203 Juli 1976, hal yang dinanti oleh para pengusaha yang dapat membantu dalam berbagai bantuan dari pemerintah sesuai dengan pasa 33 ayat 1 UUD 1945, dan membantu menyerap informasi dan aspirasi dari setiap pengusaha. terbentuknya Koperasi Pusat Pemesinan Pengerjaan Logam “Batur Jaya”. Kini industri semakin berkembang dengan baik, persatuan semakin erat dan kekeluargaan guna membangun negara terwujud dengan hadirnya industri yang ada di Ceper, Klaten.

Demikian artikel Sejarah Pengecoran Logam Batur Ceper Klaten, semoga dapat menambah wawasan dan semagat dalam memajukan industri yang ada di Indonesia.

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *